Rabu, 30 Mei 2012

Apa hukumnya wanita bekerja?

Apa hukumnya wanita bekerja?
"Assalamualaikum Wr Wb
 Maaf Pak Ustad,  ada hal yang saya anggap tidak jelas dari jawaban Pak Ustad tentang Wanita berpergian harus dengan muhrimnya. Maaf atas kefakiran saya Pak , Istri saya saat ini bekerja di sebuah kantor swasta setiap hari. Saya antar pergi ke kantor dan pulangnya kalau tidak berhalangan saya jemput atau pulangnya naik angkutan umum apabila saya berhalangan menjemputnya .
 Pertanyaannya saya adalah :
1          Apakah istri saya berdosa karena ketika berada di kantor dari jam delapan pagi sampai jam lima sore tidak ditemani oleh bukan muhrimnya?
2.        Apakah saya berdosa karena membiarkan istri saya berada di suatu tempat kantor yang didalamnya terdapat laki laki yang bukan muhrimnya 
3.        Perlu diketahui oleh pak Ustad gaji saya sebagai karyawan swasta tidak mencukupi untuk kehidupan keluarga apabila tidak dibantu dari gaji istri .
Mohon segera jawaban dari Pak Ustad agar istri saya dapat tetap bekerja tetapi tidak menimbulkan dosa
Terimakasih
Waalaikumussalam Wr Wb
Aga
 Jawab :
Saudara Aga yang dimuliakan Allah swt. Pada dasarnya pekerjaan seorang wanita , ibu adalah di rumah memberikan pelayanan yang terbaik bagi suaminya dan mendidik anak anaknya dengan didikan yang terbaik,  sehingga kelak menjadi generasi yang baik dan tangguh.  Namun bukan berarti islam melarang seorang wanita bekerja di luar rumah bahkan ada suatu keadaan atau jenis jenis pekerjaan tertentu yang menuntut seorang wanita untuk melakukannya seperti perawat bidan penjahit wanita dokter kandungan dan lainnya .
Atau dikarenakan keadaan ekonomi keluarganya yang menuntut dirinya bekerja membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan hidup harian keluarganya atau seperti seorang janda yang harus memenuhi kebutuhan anak anaknya yang masih kecil .
Hal seperti ini menuntut dirinya untuk keluar rumah mencari pekerjaan ketimbang ia harus mengemis belas kasih orang lain.
Untuk itu islam memberikan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan oleh setiap wanita yang bekerja di luar rumah demi kebaikan diri dan masyarakatnya serta menjaga kehormatannya. Hal yang demikian dikarenakan fitnah terberat yang dihadapi kaum laki laki dari umat Muhammad saw adalah wanita terutama dari mereka yang tidak memiliki keimanan dan berhati kotor.
Rasulullah saw bersabda , “Tidaklah sepeninggalku ada fitnah yang lebih berat bagi kaum laki laki daripada para wanita” .  Muttafaq  Alaih.
Dan Hendaknya pekerjaan itu tidak mengorbankan kewajiban kewajiban yang lainnya yang tidak boleh ditelantarkan seperti kewajibannya terhadap suami dan anak anaknya .
Adapun berkenaan dengan permasalahan ikhtilath bercampurnya antara laki laki dan perempuan di kantornya sesungguhnya didalam islam sendiri banyak ditemui hal hal demikian seperti pada awalnya para sahabat baik kaum pria maupun wanitanya masuk dari pintu masjid yang sama untuk mendengarkan khutbah Rasulullah saw , begitupula pada saat sholat dua hari raya ataupun didalam peperangan. 
Jadi pertemuan antara kaum pria dan wanita tidaklah diharamkan bahkan dibolehkan dan menjadi tuntutan selama untuk tujuan yang mulia berupa mencari ilmu yang bermanfaat amal sholeh proyek kebaikan bekerja jihad yang wajib atau yang lainnya , selama didalam hal itu membutuhkan kerjasama diantara dua jenis tersebut didalam perencanaan pengarahan dan pengimplementasian.
 Demikian pula terhadap seorang wanita yang berada di tempat kerjanya mulai dari jam 08 00 sd 17 00 yang selama itu bercampur dengan kaum prianya maka dirinya harus memperhatikan hal hal berikut  :
1 Berkomitmen untuk senantiasa menjaga pandangan
2 Berkomitmen dengan pakaian yang sesuai syariah dan menjaga malu
3 Komitmen dengan adab adab islam khususnya dalam bermuamalah dengan kaum pria seperti saat berbicara berjalan maupun bergerak
4 Menghindari segala sesuatu yang dapat menggoda atau merangsang seperti minyak wangi warna warna perhiasan yang seharusnya digunakan di rumahnya bukan di jalan atau di tempat pertemuan dengan kaum pria
5 Berhati hati untuk tidak terjadi kholwat berdua duaan dengan laki laki yang bukan mahramnya Kemudian berkaitan dengan hukum bepergiannya untuk bekerja di luar rumah memang pada dasarnya tidak diperbolehkan bagi seorang wanita untuk melakukan suatu perjalanan tanpa ditemani mahramnya kecuali untuk ibadah haji umroh atau berhijrah dari darul harbi,  sebagaimana pendapat jumhur ulama berdasarkan sabda Rasulullah saw, “ Janganlah seorang wanita pergi lebih dari tiga hari kecuali bersamanya seorang mahram (HR Muslim).
Dan alasan dari diwajibkannya seorang wanita yang melakukan suatu perjalanan harus disertai mahramnya adalah
1.        Adanya jaminan keamanan baginya sebagaimana pendapat Syafii
2.        Perjalanan tersebut dilakukan untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak termasuk dalam klasifikasi yang diwajibkan atau mendesak darurat .
Dan apabila seorang suami meyakini bahwa situasi saat ini baik di perjalanan di kendaraan umum teman teman kantor dan lainnya dapat memberikan rasa aman kepada isterinya yang bekerja di luar rumah terlebih lagi pekerjaan itu adalah sesuatu yang harus dia lakukan maka diperbolehkan baginya untuk melakukan perjalanan tanpa ditemani olehnya mahramnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa tanggung jawab seorang suami terhadap isterinya yang bekerja di luar rumah adalah :
 1.Memberikan perhatian terhadap keamanan isterinya saat di perjalanan seperti melakukan antar jemput jika mungkin memintanya untuk pulang bersama dengan teman temannya yang searah atau mencari kendaraan umum yang berpenumpang cukup lagi aman 
 2. Senantiasa mengingatkan isterinya dengan beberapa hal diatas didalam berinteraksi dengan teman teman di kantornya . Hal yang demikian perlu anda lakukan dikarenakan suami adalah pemimpin bagi isteri dan anak anaknya baik di dalam maupun di luar rumah,  sebagaimana firman Allah swt , kaum laki laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (QS An Nisaa 34 ) . Insya Allah dengan melakukan kewajiban tersebut maka si suami akan terhindar dari dosa dihadapan Allah swt terkait dengan pekerjaan isterinya yang dilakukan di luar rumah itu.  Wallahu Alam"
Ustadz Sigit Pranowo Al Hafidz 

Islam dan Demokrasi

Islam dan Demokrasi
A Hassan , Pemikir Islam abad 20 dari JawaTimur.

“ Saya orang Islam, Indonesia tanah Islam, jadi Indonesia Tanah Air saya”

Dalam bukunya, Islam dan Kebangsaan, hal 148-149, pada tahun berkisar 1950-an dia memberikan ilmu asasi yang sekarang banyak dilupakan seorang muslim , dia menulis sbb :

Islam dan Demokrasi

Meski Al Quran memerintahkan, namun tak sedikit kaum muslimin yang terpedaya. Mereka tanpa disadari dengan memuja demokrasi , telah menjadikan kekuasaan Allah dibawah kehendak makhlukNya. Dikatakan, bila seandainya sebagian rakyat menghendaki wanita menjadi kepala Negara, atau bahkan yang non muslim sekalipun, bagi mereka tidak menjadi persoalan yang serius.

Rupanya dengan topeng demokrasi, sesuatu yang haram tidak lagi menjadi batil dan tak perlu mereka sadar, bahwa hal ini sudah keterlaluan dan salah kaprah.

Pemerintah cara demokrasi atau kedaulatan rakyat, semata mata berdasarkan kemauan rakyat. Kalau rakyat mau halalkan zina, halalkan pembuatan minuman keras dan lain sebagainya, niscaya boleh. Sedang menurut Islam, bahwa yang haram tetap haram, yang wajib tetap wajib, yang makruh tetap makruh, yang sunnat tetap sunnat. Kedaulatan rakyat berlaku di urusan luar dari yang tersebut.

Dalam pemerintahan cara Islam, maksiat tak bisa jadi perkara biasa, dalam pemerintahan demokrasi tulen, yang haram bisa jadi halal, yang wajib bisa jadi haram, asal dikehendaki oleh rakyat , dari situ anda bisa tahu mana yang lebih baik.

Yahudi saat ini Bukanlah Turunan Bani Israil

Yahudi saat ini Bukanlah Turunan Bani Israil

Saat ini, apakah anda mengetahui siapakah mereka yang di sebut dengan yahudi? Apa latar belakang mereka, bagaimana niat mereka untuk kuasai dunia? , berikut tulisan Ahmad Thomson, berkebangsaan Inggris, dan beliau seorang mualaf , memberikan gambaran secara jelas siapa itu yahudi.
Yahudi, yang diduga merupakan keturunan bani Israel yang menolak Isa dan Muhammad, (semoga rahmat dan kesejahteraan dilimpahkan kepada mereka), dimana penolakan mereka tersebut berlanjut hingga kini, terbagi dalam dua kelompok yaitu kaum Sephardim dan kaum Ashkenazim. Jumlah kaum Ashkenazim jauh lebih banyak dari kaum Sephardim. Asal usul mereka sangat berbeda satu sama lainnya.
         Kaum Sephardim, pada umumnya adalah Yahudi yang sejak zaman dahulu telah tinggal di Afrika Utara, Timur Tengah dan Eropa Tenggara. Dan pada suatu masa mereka juga pernah tinggal di Spanyol pada zaman muslim berkuasa disana (711 A.D- 1609 A.D), namun mereka dimusnahkan ataupun terpaksa melarikan diri pada saat pendudukan Kristiani Trinitas pada tahun 1492 A.D. Setelah ini sesungguhnya tidak ada lagi kaum Sephardim yang tinggal di Spanyol, dan banyak dari mereka yang tinggal di Afrika Utara, Timur Tengah dan Eropa Tenggara dikenal sebagai Yahudi yang berasal dari Spanyol ataupun keturunannya bukan sebagai keturunan Yahudi yang tinggal di wilayah tersebut diatas sejak zaman Musa dan Isa ataupun pada masa sebelumnya dari suku bani Israel.
         Sangatlah jelas bahwa asli dari ‘Yahudi Spanyol’ adalah orang-orang yang bermigrasi dari Eropa tenggara, Timur tengah dan Afrika Utara selama pemerintahan muslim di Spanyol-namun seperti yang akan kita lihat nanti, Insya Allah-kemungkinan beberapa Yahudi dari Spanyol bukanlah imigran Sephardic dari timur, melainkan Yahudi Ashknazi dari Utara. Sejak saat itu Yahudi Ashknazi dikenal sebagai Yahudi bukan keturunan bani Israel, namun keturunan dari ‘Yahudi Spanyol’ bukan Yahudi Sephardic-walaupun pada masa ini mereka dikenal dengan nama tersebut.
Ashkenazi pada umumnya adalah Yahudi dari abad ke delapan dan seterusnya tinggal di Eropa dan terakhir di Amerika. Tidak dapat disangkal bahwa Yahudi Ashkenazi bukanlah keturunan bani Israel asli. Arthur Koestler menyebut mereka, ‘bani yang ke tiga belas’ dalam bukunya

Singkatnya, kisah Ashkenazi adalah sebagai berikut:
Pada abad ketujuh A.D. terdapat suku Turky yang dikenal kaya dan mempunyai kekuasaan yang besar di sekitar laut mati dan laut Kaspia. Mereka dikelilingi oleh Kristiani Eropa dari utara, dan oleh Muslim dari selatan. Untuk menjaga keamanan kerajaan mereka, dan untuk alasan kebijaksaan politik semata dan bukanlah alasan-keagamaan-pemimpin mereka memutuskan bahwa seluruh suku Khazar harus menganut agama Yahudi, dengan alasan Kristiani Eropa tidak akan mengganggu mereka jika mereka menyembah Tuhan, begitu juga kaum muslimin akan memperlakukan mereka sebagai ‘ahli kitab’, dan juga tidak akan mengganggu mereka.
         Alasan lainnya, jika mereka memilih Kristiani atau Muslim, tentunya mereka akan terlibat di dalam pertikaian yang sudah ada diantara Kristiani Eropa dan Muslim-sehingga memilh agama Yahudi adalah jalan yang paling aman bagi mereka.
         Michael Rice menggaris bawahi asal usul dan sejarah Khazars di dalam bukunya Keturunan Palsu, dalam kalimat berikut
         Khazar adalah salah satu suku Turki yang pindah kearah barat sebagai konsekuensi dari adanya tekanan besar di Asia, dimulai dengan menetap di sebelah Utara kerajaan Byzantine, dalam pertengahan abad pertama millennium AD. Kedatangan mereka disebabkan oleh adanya invasi Mongol. Khazar pertama kali muncul di Rusia Selatan, di wilayah antara Kaukasus, Don dan Volga; kemudian mereka mulai memperlihatkan sifat nomadennya dan mulai berusaha untuk mendapatkan kedudukan di dalam pemerintahan.
Khazar, suku ini hidup dengan makmur. Akibatnya Byzantin dan kerajaan Muslim mulai tertarik dengan mereka dan pada kenyataannya tidaklah mudah bagi satu sama lainnya untuk melakukan komunikasi.Kedua kekuatan ini baik kristiani Eropa maupun Muslim sama-sama menekan kaum penyembah berhala ini (Khazar) untuk menerima ajaran agama mereka yang masing-masing meyakini bahwa agama merekalah yang paling benar. Kaum Khazar dikenal sebagai orang-orang yang pandai, yang sangat cemas akan kondisi yang ada sehingga mereka tidak memilih salah satu agama baik dari Kristiani Eropa maupun dari Muslim.Karena jika mereka memilih salah satu dari kekuatan besar ini, artinya mereka akan mengasingkan kekuatan yang lain. Sehingga Khazar mulai mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. Solusi tersebut adalah dengan menganut agama Yahudi dengan harapan bisa menghindarkan tekanan dari kedua kekuatan besar mereka.
Khazar melakukan penelitian secara mendalam agama apakah yang dapat diterima oleh kedua kekuatan besar Kristiani dan Muslim sebagai agama yang terhormat dimana masalah ini tertulis di dalam Korespondensi Khazar.Didalam korespondensi Khazar ini dilaporkan bahwa utusan Muslim yang datang kepada mereka untuk merubah agama mereka menjadi Islam, mereka mengajukan pertanyaan, ‘ Agama mana yang anda lebih hargai, Yahudi atau Kristiani? Tanpa ragu-ragu Muslim menjawab agama Yahudi. Sebaliknya mereka juga bertanya kepada kaum Byzantin, yang mempromosikan agama Kristen orthodox, ‘Agama mana yang anda lebih hargai, Yahudi atau Islam? Kaum Kristiani dengan serentak menjawab, ‘ Yahudi’. Oleh karena keputusan segera dibuat dan Khazars resmi menjadi Yahudi.
         Karena itulah dalam waktu relatif singkat, seluruh khazar menjadi Yahudi, walaupun tidak ada satupun nenek moyang mereka yang pernah tinggal di tanah suci, dan tidak ada satupun dari mereka yang berasal dari keturunan bani Israel yang mendapatkan ajaran Musa secara langsung.
         Sangat jelas bahwa kelompok Yahudi Eropa ini tidak pernah dapat mengakui bahwa mereka mempunyai garis keturunan dengan Yahudi yang pernah tinggal di tanah suci ataupun disekitarnya. Mereka sesungguhnya mempunyai posisi yang sama dengan kaum Kristen Eropa, yang menjadi Kristen karena agama dan ketaatan terhadap agama, namun bukan keturunan Kristen dari bani Israel yang pernah tinggal di tanah suci ataupun disekitarnya.
         Selanjutnya, seperti lazimnya agama Kristen di Eropa yang sangat jauh dari ajaran Isa yang asli, begitu juga ajaran agama Yahudi yang dipeluk oleh Khazar bukanlah ajaran asli Musa

Falsafah Ratu Syetan

Intisari ajaran Islam ialah kalimat Tauhid لا إله إلا الله . Kalimat ini berlandaskan kepada dua rukun: kalimat an-nafyu (penafian) dan kalimat al-itsbat (peneguhan). Ibnul Qayyim berkata: “Penafian total bukan merupakan tauhid, demikian pula peneguhan semata tanpa penafian. Maka bukanlah tauhid kecuali jika ia mengandung penafian dan peneguhan sekaligus; itulah hakikat tauhid.” Penafian yang dimaksud di sini ialah menafikan atau mengingkari segala jenis ilah atau sembahan, sedangkan peneguhan yang dimaksud ialah meneguhkan atau mengokohkan bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya ilah yang benar.

Semua ilah selain Allah dinafikan sebab selain Allah hanyalah merupakan ilah-ilah gadungan. Allah سبحانه و تعالى berfirman: أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS An_naml 64) Barangsiapa memenuhi sisi peneguhan (itsbat) saja tanpa memenuhi sisi penafian (nafyu), maka dia bukanlah seorang mukmin. Demikian pula sebaliknya, siapa yang menetapi sisi penafian saja dan mengabaikan sisi peneguhan, maka dia bukan seorang mukmin.
Tidaklah seseorang disebut mukmin sejati kecuali dia memenuhi kedua rukun tersebut secara bersamaan; yakni memenuhi rukun itsbat dan nafyu (secara bersamaan) baik dalam segi i’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan, yang zhahir maupun yang batin. Kalimat لا إله (tidak ada ilah) mewakili sisi penafian seorang mukmin terhadap segala bentuk ilah-ilah gadungan yang hadir di dunia. Kemantapan seseorang dalam memaknai sisi ini menyebabkan dirinya memiliki kebebasan dari dominasi siapapun dan apapun dalam hidupnya di dunia yang fana ini. Sedangkan kalimat إلا الله (kecuali Allah) mewakili sisi peneguhan seorang mukmin bahwa satu-satunya ilah hakiki di dunia ini yang dia puja, puji, cintai, patuhi serta takuti hanyalah Allah سبحانه و تعالى .
Seorang mukmin berjuang untuk membangun keterikatan dirinya kepada ilah Yang Satu itu, yakni Allah سبحانه و تعالى . Jadi, ideologi seorang mukmin adalah ideologi yang sekaligus menghimpun kebebasan dengan keterikatan. Kebebasan dirinya dari segenap ilah gadungan yang menawarkan berbagai nilai-nilai yang bersumber dari selain Allah, terutama dari musuh Allah yakni setan. Dan keterikatan dirinya kepada Allah سبحانه و تعالى dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari ilah Yang Satu tersebut. Keterikatan yang menyebabkan dirinya secara otomatis juga terikat kepada Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم dan Dienullah Al-Islam.
Bukan selain itu...! Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda: مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ "Barangsiapa yang mengatakan; RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL-ISLAAMI DIINAN WA BIMUHAMMADIN RASUULAN (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai dien-ku dan Muhammad sebagai rasul), maka wajib baginya untuk masuk Surga.” (HR Abu Dawud) Shahih Demikianlah ideologi seorang mukmin, atau lebih tepatnya iman serta aqidah seorang mukmin. Segala sesuatu ia pandang dan jalankan berlandaskan pemahaman serta keyakinannya terhadap kalimat Tauhid. Seorang mukmin dengan demikian menjadi manusia yang mengerti hakekat kebebasan yang bertanggung-jawab. Bukan kebebasan mutlak tanpa batas.
Sebab pada hakikatnya tidak ada manusia yang benar-benar hidup dengan kebebasan mutlak tanpa batas. Pasti setiap manusia memiliki keterikatan kepada sesuatu, baik diakuinya maupun tidak. Adapun para pengikut setan (baca: hizbusy-syaithan) berjuang untuk menegakkan freedom (kebebasan) yang terlepas samasekali dari keterikatan apapun. Setidaknya, demikianlah yang mereka serukan. Sehingga jika kita coba analisa falsafah mereka berdasarkan perspektif kalimat Tauhid, maka berarti mereka hanya mau menerima bagian pertama saja dari kalimat Tauhid, yakni لا إله (tidak ada ilah). Dan inilah sesungguhnya sikap para pendukung setan.
Mereka tidak mau mengakui adanya ilah apapun dan siapapun yang mendominasi atas dirinya, termasuk ilah yang hakiki, yakni Allah سبحانه و تعالى ...! Mereka adalah kaum kafir atau pengingkar terhadap Allah dan segenap nilai-nilai yang bersumber dari-Nya. Memang, para pengikut setan sesungguhnya mengikuti jejak pemimpin besar mereka yaitu iblis. Allah سبحانه و تعالى berfirman mengenai iblis sebagai berikut: وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Baqarah 34) Golongan yang kafir pengikut setan ini merupakan golongan yang hanya ingin kebebasan tanpa kerikatan apapun, terlebih keterikatan kepada Allah سبحانه و تعالى ..! Mereka adalah kaum yang sombong lagi membangkang terhadap Allah Yang Maha Kuasa sebab mereka tidak mau bersusah payah untuk terikat, berkomitmen dan menunjukkan kesetiaan kepada ilah sejati, Allah سبحانه و تعالى .
Tetapi dalam kenyataannya, sebenarnya mereka tetap terikat kepada sesuatu, walaupun mereka tidak mau mengakuinya. Mereka bersikeras mengatakan bahwa mereka hidup dalam kebebasan total, tanpa keterikatan apapun. Namun sejatinya mereka tetap terikat kepada sesuatu. Apakah sesuatu itu? Itulah yang disebut Allah dengan istilah hawa nafsu. Mereka mengikuti hawa nafsu. Mereka terikat dengan hawa nafsu. Bahkan mereka menjadikan hawa nafsu sebagai ilah mereka..! أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS Al-Jatsiyah 23) Jadi, falsafah setan pada akhirnya akan menggiring manusia menuju penghambaan diri kepada selain Allah, yakni dalam hal ini kepada hawa nafsunya sendiri. Ia menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Ia menolak menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai ilah, malah ia mengambil ilah lain selain Allah yang ia ikuti, taati dan cintai. Berarti, ia tidak saja kafir kepada Allah سبحانه و تعالى tetapi ia sekaligus menjadi seorang musyrik.....! Pantaslah bilamana kondisinya menyebabkan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya...! Wa na’udzubillahi min dzaalika.
Dan semua keterangan di atas menjelaskan kepada kita mengapa ketika icon Ratu Setan berrencana datang ke negeri ini ada sebagian masyarakat (baca: kaum pengikut setan) yang begitu getol menyambutnya bahkan merasa geram, terusik serta kecewa berat menghadapi sebagian masyarakat (baca: kaum beriman insyaAllah) yang menolak kehadiran Ratu Setan tersebut. Kita dapat menduga bahwa para fans Ratu Setan ini sudah sedemikian mengunyah-ngunyah falsafah setan yang disebarluaskannya sehingga sulit bagi mereka untuk dapat menerima masukan apalagi petunjuk yang disampaikan kaum beriman.
Allah secara tegas mengatakan: “Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” Bila “kebebasan tanpa keterikatan” telah menjadi falsafah bahkan ideologi sekumpulan orang, maka akhirnya mereka akan mempeturutkan hawa nafsu sebagai ilah-nya. Dengan dalih freedom of speech (kebebasan berpendapat) dan freedom of expression (kebebasan mengungkapkan perasaan hati alias memenuhi hawa nafsu) mereka tidak merasa bersalah sama sekali untuk mempersekutukan Allah dengan hawa nafsunya.
Bahkan hawa nafsunya lebih dia agungkan daripada Allah سبحانه و تعالى ...! Coba simak ayat-ayat setan yang dilantunkan oleh Ratu Setan tersebut. Salah satu lagu paling populernya adalah yang berjudul Born This Way (Terlahir Seperti Ini). Coba perhatikan nuansa falsafah setan yang dipromosikannya. Di sini kita kutip sebagian saja dari lirik lagu tersebut: Rejoice and love yourself today 'Cause baby, you were born this way No matter gay, straight or bi Lesbian, transgendered life I'm on the right track, baby I was born to survive Artinya: Bersukacitalah dan cintailah dirimu sendiri pada hari ini Karena Anda terlahir seperti ini, sayang Tidak peduli gay, lurus atau bisex Lesbian atau kehidupan transgender Aku di jalur yang benar, sayang Aku terlahir untuk bertahan hidup Melalui lirik lagu di atas, jelas sekali bahwa artis agen Sistem Dajjal ini memang penyebar falsafah setan sejati. Dia menggiring fans-nya untuk menuduh Allah sebagai penyebab dirinya menjadi seperti itu.
Apakah menjadi seorang gay, bisex, lesbi ataupun transgender. Itu bukan masalah, karena memang terlahir seperti itu. Bahkan ia yakin bahwa penyimpangan sexualnya itu merupakan “karunia” dari Tuhan. Na’udzubillahi min dzaalika...! Coba simak bagian lain dari lirik lagu yang sama itu: I'm beautiful in my way 'Cause God makes no mistakes I'm on the right track, baby I was born this way Artinya: Aku cantik dengan caraku Karena Tuhan tidak membuat kesalahan Aku di jalur yang benar, sayang Aku terlahir seperti ini Padahal seorang mukmin yakin bahwa Allah سبحانه و تعالى menciptakan setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah (suci, murni, tanpa dosa).
Tidak mungkin Allah melahirkan manusia dengan bawaan sejak lahir untuk menjadi pendosa seperti seorang gay atau lesbian. Ini namanya bersangka-buruk kepada Allah سبحانه و تعالى ...! Ini merupakan sebuah tuduhan keji terhadap Allah سبحانه و تعالى ...!Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah.” (HR Bukhari) Shahih Falsafah setan mengajarkan kebebasan mutlak. Bohong besar bila mereka mengatakan hidupnya tanpa keterikatan kepada apapun, Justeru para pengikut setan membangun keterikatan kepada hawa nafsunya. Hawa nafsunya yang telah ia relakan untuk dikuasai dan disetir oleh kemauan setan terkutuk. وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا “Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (QS An-Nisa 38)
Muhammad Ihsan Arlansyah Tanjung

Tanda tanda kemunculan imam mahdi

Tanda tanda kemunculan imam mahdi
Para ulama membagi Tanda-tanda Akhir Zaman menjadi dua. Ada Tanda-tanda Kecil dan ada Tanda-tanda Besar Akhir Zaman. Tanda-tanda Kecil jumlahnya sangat banyak dan datang terlebih dahulu. Sedangkan Tanda-tanda Besar datang kemudian jumlahnya ada sepuluh. Alhamdulillah, Allah sayang sama umat manusia. Sehingga Allah datangkan tanda-tanda kecil dalam jumlah banyak sebelum datangnya tanda-tanda besar. Dengan demikian manusia diberi kesempatan cukup lama untuk merenung dan bertaubat sebelum tanda-tanda besar berdatangan.

Banyak pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di ambang datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Karena di masa kita hidup dewasa ini sudah sedemikian banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hampir seluruh tanda-tanda kecil kiamat yang disebutkan oleh Nabishollallahu ’alaih wa sallamsudah muncul semua di zaman kita. Maka kedatangan tanda-tanda besar tersebut hanya masalah waktu. Tanda besar pertama yang bakal datang ialah keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa sebelum munculnya Dajjal harus datang terlebih dahulu Tanda Penghubung antara tanda-tanda kecil kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda Penghubung dimaksud ialah diutusny Al-Mahdi ke muka bumi.

Dalam sebuah hadits Nabishollallahu ’alaih wa sallammengisyaratkan bahwa Al-Mahdi pasti datang di akhir zaman. Ia akan memimpin ummat Islam keluar dari kegelapan kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju cahaya keadilan dan kejujuran yang menerangi dunia seluruhnya. Ia akan menghantarkan kita meninggalkan babak keempat era para penguasa diktator yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya dewasa ini menuju babak kelima yaitu tegaknya kembali kekhalifahan Islam yang mengikuti manhaj, sistem atau metode Kenabian.

(Abu Daud - 3733) "Sekiranya dunia ini tidak tersisa kecuali hanya sehari, Zaidah menyebutkan dalam haditsnya, "maka Allah akan memanjangkan hari itu, " kemudian mereka bersepakat -dalam menyebutkan lafadz- hingga Allah mengutus seorang laki-laki dariku, atau dari keluargaku; namanya mirip dengan namaku, dan nama bapaknya juga mirip dengan nama bapakku. Dalam hadits Fithr ditambahkan, "Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana kezhaliman dan kelaliman pernah memenuhinya."

Lelaki keturunan Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallamtersebut adalah Al-Mahdi. Ia akan diizinkan Allah untuk merubah keadaan dunia yang penuh kezaliman dan penganiayaan menjadi penuh kejujuran dan keadilan. Subhanallah...! Beliau tentunya tidak akan mengajak ummat Islam berpindah babak melalui perjalanan tenang dan senang laksana melewati taman-taman bunga indah atau melalui meja perundingan dengan penguasa zalim dewasa ini apalagi dengan mengandalkan sekedar ”permainan kotak suara”..! Al-Mahdi akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah melalui jalan yang telah ditempuh Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabatnya, yaitu melalui al-jihad fi sabilillah.

Al-Mahdi akan berperan sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Diktator) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia menjalankan kekuasaan dengan ideologi penghambaan manusia kepada sesama manusia. Bila Allah mengizinkan Al-Mahdi untuk menang dalam berbagai perang yang dipimpinnya, maka pada akhirnya ia akan memimpin dengan pola kepemimpinan berideologi aqidah Tauhid, yaitu penghambaan manusia kepada Allah semata. Banyak ghazawat (perang) akan dipimpin Al-Mahdi. Dan –subhaanallah- Allah akan senantiasa menjanjikan kemenangan baginya.

(Ahmad - 1458) "Kalian akan memerangi Jazirah Arab kemudian Allah menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Persia dan Allah menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Romawi dan Allah menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Dajjal dan Allah menaklukkannya untuk kalian." Nafi' berkata; Jabir berkata; "Dajjal tidak akan keluar sampai Romawi ditaklukkan."

Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Al-Mahdi? Dalam sebuah hadits Nabishollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran umum indikasi kedatangan Al-Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini.

(Ahmad - 10898) "Aku berikan kabar gembira kepada kalian dengan datangnya Al Mahdi, ia diutus kepada umatku ketika terjadi perselisihan dan kegoncangan di antara manusia, lalu bumi akan dipenuhi dengan keseimbangan dan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kejahatan dan kezhaliman. "

Hadits berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Al-Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting. Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Al-Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah. Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Al-Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Al-Mahdi.

(Abu Daud - 3737) "Akan terjadi perselisihan saat matinya khalifah, lalu seorang laki-laki (Al Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi menuju Makkah. Lantas beberapa orang dari penduduk Makkah mendatanginya, mereka memaksanya keluar (dari dalam rumah) meskipun ia tidak menginginkannya. Orang-orang itu kemudian membaiatnya pada suatu tempat antara Rukun (Hajar Asawad) dan Maqam (Ibrahim). Lalu dikirimlah sepasukan dari penduduk Syam untuk memeranginya, tetapi pasukan itu justru ditenggelamkan oleh (Allah) di Al Baida, tempat antara Makkah dan Madinah."

Saudaraku, sebagian pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Saddam Husein. Karena semenjak kematiannya, negeri Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan. Wallahua’lam bish-showwab. Bila analisa ini benar berarti dewasa ini kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan paksa Al-Mahdi di depan Ka’bah.

Saudaraku, bila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Al-Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir.. . Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Nabishollallahu ’alaih wa sallam sebagai berikut:

(Ibnu Majah - 4074) "Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi."

Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Al-Mahdi. Ya Allah anugerahkanlah kami rezeki untuk berjihad di jalanMu bersama Al-Mahdi lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah) atau mut syahidan (mati syahid). Amin...
 


Ustadz Ihsan Tanjung
 



Berbagi Tidak Menjadi Sengsara

Berbagi Tidak Menjadi Sengsara
Oleh : Hen  And
Sore itu selepas menghadiri majelis ilmu, seperti biasanya aku langsung pulang menuju rumah. Dengan langkah gontai menyusuri jalan sambil berpikir tentang menu makanan yang akan ku masak sesampainya di rumah untuk makan malam nanti, kebetulan adik sepupuku akan datang untuk bersilahturahim ke rumahku.
Saat tiba di depan rumahku dan tengah asyik dalam pikiranku tentang menu masakan, tiba-tiba aku di kagetkan oleh suara isak tangis anak perempuan di sebelah rumahku. Aku dekati suara tangis itu, setelah dekat ternyata yang menangis adalah Resti putrinya Pak Somad tetanggaku. Pak Somad adalah tetanggaku, beliau seorang guru ngaji dan penjual buah-buahan. Kehidupan keluarganya sangat sederhana, tapi satu hal yang aku salut dari keluarga penjual buah-buahan itu adalah meskipun kehidupan keluarganya sederhana tetapi rajin beribadah.
Aku pandangi Resti yang sedang menangis sesenggukan di teras rumahnya. Aku mencoba menyapanya “Dek Resti, ko menangis? ada apa?’’ Resti perlahan melihat ke wajahku, kulihat di bola matanya bulir-bulir air mata sambil sesekali mengalir di pipinya.
Aku bertanya sekali lagi dengan nada yang lembut “Dek Resti kenapa? apa yang terjadi? bapak dan ibu ke mana?’’ aku mencoba mencari tahu sambil aku mengamati keadaan rumah Pak Somad yang sepi.
Akhirnya Resti manjawab pertanyaanku di sela isak tangisnya “Kak, Bapak dan Ibu ke Rumah Sakit tadi pagi, Bapak sakit Kak!’ ibu sedang menunggui di sana!”
Aku bertanya lagi “Dek, Bapak sakit apa? Kok kakak ga tahu ya kalau bapak sakit?”
“Itulah kak yang membuat Resti dan Ibu kaget, selama ini bapak sehat-sehat saja ternyata bapak selama ini memendam sendiri keluh kesahnya, padahal sebetulnya Bapak itu sakit, Bapak tidak mau menyusahkan kami, istri, dan anaknya” jawab Resti.
Resti berbicara lagi “Bapak tadi pingsan di dapur saat hendak mempersiapkan buah-buahan untuk dijual di pasar. Kami meminta bantuan tetangga yang lain dan akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat. Menurut dokter Bapak sakit. Yang lebih membingungkan kami dari mana kami mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit kak?’ untuk meminjam uang sebanyak itu kemana? tapi…."
Tiba-tiba Resti tidak melanjutkan kata-katanya, dia terdiam dalam kesedihan dan kebingungan, aku yang dari tadi terdiam mendengarkan dengan seksama cerita Resti jadi penasaran kelanjutan perkataan resti yang tiba-tiba terpotong. 
“Tapi apa Dek Resti? kok ndak dilanjutkan ceritanya?’’
“Tapi anu Kak…, Resti berniat meminjam uang pada paman adiknya Bapak, dia hidupnya kaya dan punya usaha, mungkin saja paman bisa bantu kak, tapi paman sangat pelit kak setahu Resti, dulu saja saat ibu sakit, pernah bapak mencoba meminjam uang untuk biaya berobat ke dokter, paman ga mau kasih pinjam dengan alasan uang yang ada padanya untuk usaha, takut kurang katanya modal untuk usahanya kalau di pinjamkan pada orang lain,” jawab Resti.
Astagfirullah..! kok ada ya saudara yang seperti itu, berpangku tangan saat saudaranya yang lain di timpa musibah kesusahan. Akhirnya aku mencoba menenangkan Resti bahwa aku akan membantu mencari jalan keluar untuk masalah keluarga Pak Somad, Bukankah kita di wajibkan untuk saling tolong menolong, apalagi ini tetanggaku yang sudah seperti keluargaku juga.
Allah SWT berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu... (QS. An-Nisa [4]: 36)
Dari ceritaku tadi yang lebih membuatku terheran-heran tentang adiknya Pak Somad yang tidak mau membantu saudaranya sendiri, aku jadi teringat dengan ceramah seorang ustadz bahwa apabila Anda ingin menjadi orang yang mendapatkan rezeki melimpah maka menjadilah orang yang suka memberi. Apabila Anda ingin menjadi orang yang kaya maka jangan pelit untuk berbagi. Ini adalah kunci utama yang sudah bukan rahasia lagi. Sungguh, hal ini sudah dibuktikan oleh semua orang kaya yang bisa menikmati kekayaannya dengan bahagia dan bermanfaat bagi orang lain.
Ya, orang kaya yang bisa menikmati kekayaannya dengan bahagia adalah orang kaya yang bisa berbagi dan membantu orang lain. Orang-orang yang demikian pada awalnya juga kebanyakan mulai dari nol dalam mendapatkan kekayaannya. Berkat berbagi dan tidak keberatan untuk memberi kepada orang lain maka mereka mendapatkan kelimpahan rezeki. Berbeda dengan orang kaya yang tidak suka memberi, mereka akan sulit menikmati kekayaannya dengan hati yang bahagia, dan tentunya kekayaan yang di milikinya tidak membawa manfaat bagi orang lain.
Jika kita ingin kebahagiaan maka berikanlah kebahagiaan kepada orang lain, jika kita ingin mendapatkan perhatian dan penghargaan maka belajarlah untuk memberikan perhatian dan penghargaan kepada orang lain. Demikian pula jika Anda ingin mendapatkan kekayaan yang melimpah maka harus membantu orang lain untuk mendapatkan kelimpahan materi atau datangkanlah rezeki dengan cara terus memberi sesuai dengan kemampuan dan tentunya dengan hati yang ikhlas.

Barangsiapa yang memberi maka ia akan menerima, demikianlah yang sesungguhnya terjadi. Untuk membuktikan kebenaran ini, cobalah perhatikan orang-orang yang suka memberi dan membantu sesama di lingkungan sekitar Anda, apakah mereka bertambah miskin dan hidupnya sengsara? Atau sebaliknya, mereka semakin kaya dan hidupnya bahagia? Tentu Anda akan semakin sepakat dengan kebenaran memberi maka akan menerima. Sungguh, tidak ada orang yang suka memberi hidupnya semakin melarat dan sengsara. Sebaliknya, orang yang suka memberi dan membantu orang lain maka hidupnya akan semakin kaya dan bahagia dengan di iringi rasa ikhlas karena Allah semata.

Pertanyaan yang sering muncul dalam diri kita ini adalah “bagaimana caranya memberi apabila untuk kebutuhan sendiri saja masih kekurangan?” Di sinilah sesungguhnya kunci pembuka dalam mengatasi kebutuhan hidup yang masih kekurangan. Justru di saat kekurangan maka segeralah menuju hidup yang berkecukupan dengan cara memberi dengan membantu orang lain. Sudah tentu, memberi yang dimaksudkan di sini adalah memberi sesuai dengan kemampuan. Apabila benar-benar tidak mempunyai materi yang dapat diberikan, seseorang dapat memberikan tenaganya, pikirannya, ucapannya yang baik, bahkan senyum yang hangat kepada orang lain. Seseorang dapat juga memberikan harapan, waktu, membantu seseorang untuk menyelesaikan masalahnya, perhatian, atau bahkan sentuhan sehingga orang lain bisa bangkit dari keterpurukan. Namun, apabila mempunyai kelebihan materi setelah memenuhi kebutuhan pokok, segeralah memberi agar rezeki segera datang, bahkan berjumlah lebih banyak/melebihi dari apa yang kita berikan kepada orang lain,
Ketika kita melakukan aktivitas di luar rumah, jangan pernah lupa meniatkan diri untuk bisa memberikan sesuatu kepada orang lain yang kita temui. Pemberian ini bisa bermakna materi atau nonmateri. Memberi juga tidak harus memilih terlebih dahulu kepada orang yang kenal atau tidak kenal. Kepada siapa saja, hendaknya kita bisa memberikan sesuatu yang menyenangkan dan bermanfaat bagi si penerima. Bila kita bisa mempraktekkan ini, insyaAllah maka kelimpahan rezeki akan memenuhi kebahagiaan hidup kita. Kalau dalam bahasa Mario Teguh (motivator Indonesia) “lakukan saja, lalu lihatlah apa yang akan terjadi”.
Demikian pula dengan memberikan harta. Sungguh, hal ini tidak akan membuat harta berkurang, akan tetapi justru menjadi bertambah. Memberi itu ibarat pupuk bagi tanaman, keberadaannya akan membuat subur tanaman. Demikian pula dengan harta orang yang memberi maka akan semakin bertambah. InsyaAllah bisa menikmati kekayaannya dengan bahagia dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Kisah di atas yang terjadi pada keluarga Pak Somad dan adiknya, pembelajaran bagi kita bahwa tolong menolong antar sesama akan membawa kebaikan dan kebermanfaatan bagi kita yang tentunya melakukan sesuatu hanya karena Allah semata.
Wallahu A'lam Bis-Shawab

Last modified on Tuesday, 29 May 2012 14:46