Aku
berkaca di bola matanya yang bening, ku terawang jauh kedalam khayalan,
menyaksikan apa yang sebenarya terjadi..ku lihat senja mulai memudar,
bukan untuk mengabarkan bahwa sebentar lagi gulita datang menyapa…tapi
hanya sekedar untuk menyampaikan air mata..yang bersenandung kata.
Gemerisik
Angin selalu saja meninggalkan sebuah cerita pada beranda rumah tua,
tentang malam yang membunuh cahaya, tentang hujan yang menangisi bumi,
tentang anak kecil yang setia menatap kesunyian…bahkan tentang esok yang
sulit diterka…penuh dalam kemisteriusan..semua memang harus tetap
berjalan sesuai dengan roda kehidupan..yang entah kapan akan berakhir.
Pagi tadi, ku
lihat langit muram berwajah murung..bahkan matahari enggan tersenyum,
gerimis Nampak turun berbalas angin yang sesekali menderu
kencang…dibalik riuhnya aku masih sempat menyaksikan sosok berjilbab
yang akrab dipenglihatanku 1 tahun lalu, ia tampak muram dan termenung
disebrang jalan..menanti waktu dalam ketidakpastian,..dan hilang dalam
ketidaksadaran.
Saat hujan
turun berembun, tak sedikitpun pernah ku hiraukan meski senja tak lagi
menjingga..aku pasrah..memenuhi segala keinginan hati..walau angkuh mu
kian merajai hari, namun aku akan tetap kukuh untuk menuliskannya dalam
kisah ku..karena rasa ini begitu indah untuk dihapus..meski tak
bersambut mesra nadamu..
Ohh malam
berselimut gelap..jangan biarkan aku buta dalam melihat masa depan,
tuntun aku agar bisa merangkak meraih cahaya, menggenggam keyakinan
untuk meruntuhkan dunia, dan bersenandung kata tentang seseorang yang
selalu hinggap dan terasa nyata..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar